Sekarang kita memasuki tahap LIKEABILITY. Ini tahapan yang bertujuan agar politisi disukai oleh calon pemilihnya. Untuk bisa terkenal itu mudah. Tapi untuk bisa disukai, itu butuh proses tersendiri. Ada 3 langkah besar dalam proses ini. Expectancy, Engagement, dan Preference. Tulisan ini hanya akan berbicara tentang Expectancy, khususnya di ranah social media.
“Expectancy” berbicara tentang menciptakan harapan. Proses penciptaan harapan akan berbeda sama sekali antara politisi-lama dengan politisi-baru. Politisi-lama sebenarnya sudah memiliki modal awal untuk menciptakan harapan baru bagi calon pemilihnya. Ini keuntungan menjadi politisi-lama. Politisi-lama sudah memiliki gambaran / citra / image dipandangan masyarakat (calon pemilihnya). Ini bisa menjadi modal yang baik, bisa juga menjadi modal yang buruk, tergantung prilakunya di masa lalu sebagai pejabat publik. 😉
Politisi-baru biasanya belum punya modal awal untuk menciptakan harapan baru. Kecuali politisi-baru tersebut sudah memiliki image yang cukup kuat di masyarakat sebagai non-politisi yang berhasil. Misalkan sebagai arsitek kelas dunia, artis papan atas, selebgram, budayawan, tokoh nasional, dan banyak lagi. Modal image yang baik ini yang harus dimanfaatkan untuk menciptakan harapan baru bagi calon pemilihnya.
Bagaimana Harapan Diciptakan?
Saat #pileg2019 kemarin, kami melakukannya dengan 2 pendekatan untuk 2 kelompok caleg yang berbeda. Kelompok caleg-petahana, yang kami anggap sebagai politisi-lama, dan kelompok caleg-penantang yang kami anggap sebagai politisi-baru. Hasilnya juga menggembirakan, ada 2 caleg-petahana dan 2 caleg-penantang yang lolos ke parlemen. Info terbaru saya dapatkan bahwa, ternyata ada 1 caleg lagi yang bakal jadi anggota DPR RI, tidak tahun ini, karena statusnya PAW (Pergantian Antar Waktu) yang akan dilantik kemudian menggantikan anggota DPR RI yang saat ini menjabat. Jadi totalnya ada 5 #calegkatapedia yang berhasil lolos di #pileg2019. Alhamdulillah. 😍
Balik ke pertanyaan awal, proses penciptaan harapan yang kami lakukan adalah dengan melakukan serangkaian proses penyampaian pesan (message) yang dirancang secara terstruktur, sistematis, dan berkesinambungan. Proses komunikasi ini disampaikan sebenarnya sejak awal sekali kami handle para caleg dan terus dipertahankan sampai hari pencoblosan, agar pesan (message) yang ingin disampaikan bisa terus dipastikan tetap melekat di benak calon pemilih. Mengingat yang jadi caleg ada ratusan pesaingnya. 😁
Proses komunikasi untuk menciptakan harapan melalui pesan yang disampaikan paling intens dilakukan pada langkah ketiga ini. Untuk caleg-petahana, kami banyak menggali informasi terkait dengan hasil kerja mereka selama menjabat. Semua informasi dikumpulkan dan dikemas ulang dalam berbagai bentuk, bisa infografis (ini yang paling baik), foto-foto, maupun video. Kontennya bisa berupa daftar bantuan yang telah direalisasikan kepada para konstituennya di dapil masing-masing.
Semua “prestasi” selama menjadi anggota dewan dikupas habis dan dibuatkan infografisnya dengan berbagai sudut pandang. Dari jenis bantuan, jenis lokasi bantuan, jenis kelompok penerima bantuan, tahun penyaluran bantuan, dan berbagai sudut pandang lainnya. Angka-angka harus ditampilkan dengan jelas. Pesannya harus sangat jelas tersampaikan, bahwa “anggota dewan ini telah bekerja sangat keras, penuh semangat, dan tulus ikhlas dalam membantu meningkatkan taraf hidup orang-orang di wilayah pemilihannya”. Pesan ini tidak boleh diungkapkan dengan kata-kata, biarkan pesan itu perlahan masuk ke benak calon pemilih dan menetap lama di sana sampai tibanya hari pencoblosan yang dinanti.
Untuk caleg-penantang, prosesnya lebih berat, karena kami harus menggali informasi terkait banyak hal. Apa saja hal yang menarik pada diri caleg yang harus diangkat? Apa saja isu dan program yang menarik bagi calon pemilih di dapilnya? Bagaimana menghubungkan antara isu dan program yang menarik bagi calon pemilih, dengan hal-hal menarik dan prestasi-prestasi yang ada pada diri caleg, yang memperlihatkan bahwa caleg tersebut memang mampu dan mau untuk menjalankan program-program yang dijanjikannya.
Khusus untuk mendapatkan isu dan program yang benar-benar diharapkan oleh calon pemilih, saya menyarankan kepada para caleg untuk terlebih dahulu melakukan sosialisasi minimal di 200 lokasi. Ini dijalankan selama 1-2 bulan saja. Gali informasi sebanyak-banyaknya dari calon pemilih.
Biasanya calon pemilih cukup terbuka menerima caleg. Mereka juga cukup terbuka menyampaikan masalah-masalah kesehariannya yang dianggap kira-kira bisa dibantu oleh wakil mereka di parlemen nanti. Caleg belum perlu menjanjikan apapun sebelum yakin kelak bisa membantu bila memang terpilih. Calon pemilih didengarkan saja sudah cukup senang, mereka merasa dihargai. Terutama keluhan dari kalangan emak-emak. Rebutlah hati emak-emak. Insya Allah bisa menang. Dengan catatan, tanpa ada kecurangan. 😄
Semoga bermanfaat. Terima kasih telah membaca dan membagikan tulisan ini kepada yang lain. 🙏😁
More Stories
DIGITAL ACTION [Langkah#7 Digital Political Marketing]
DIGITAL COMMITMENT [Langkah#6 Digital Political Marketing]
DIGITAL PREFERENCE [Langkah#5 Digital Political Marketing]