Maret 10, 2020

Politisi Muda

kandidat #pilkada2020 usia dibawah 40 tahun dan artikel digital political marketing

DIGITAL ACTION [Langkah#7 Digital Political Marketing]

Ini langkah terakhir. Langkah paling penting. Langkah penentu kemenangan. Hasil dari langkah ini wajib dimonitor secara ketat. Pastikan seluruh target pemenangan secara online bisa tercapai di langkah ini. Apa saja target pemenangan secara online?

Pertama, wajib menang dalam hal jumlah pembicaraan di social media. Kedua, wajib menang dalam hal jumlah followers akun official social media. Ketiga, wajib menang dalam hal tingkat engagement semua postingan sebulan terakhir di akun official social media. Menang di social media adalah refleksi kemenangan di bilik suara. Itu postulat saya, sejak 2012.

Bagaimana semua target itu dicapai pada langkah terakhir ini? Pada langkah ini sudah saatnya melakukan “hard selling” untuk memilih politisi. Sesuai namanya, maka harus fokus dengan banyak “action”. Berikut ini beberapa “digital action” yang pernah kami lakukan pada klien-klien politisi sebelumnya.

1 – Posting ulang semua konten yang pernah dibuat sejak awal membangun langkah #1 (digital exposure) sampai dengan langkah #6 (digital commitment). Netizen perlu di-refresh kembali memorinya dengan postingan lama yang membuat mereka tertarik dan siap mendukung politisi.

2 – Create berbagai jenis konten bertema ajakan untuk memilih politisi dan cara menyoblos surat suara yang benar. Konten dibuat semenarik dan sesederhana mungkin. Dibuat sangat mudah difahami bagi tingkat pendidikan yang paling rendah sekali, bahkan bagi yang masih buta huruf.

3 – Create berbagai konten bertema ajakan untuk tidak golput, berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi, dan menolak money politics. Konten dibuat dengan narasi yang menggugah hingga menimbulkan keinginan dari netizen untuk berpartisipasi lebih aktif menyebarluaskan konten-konten inspiratif tersebut.

4 – Aktifkan secara maksimal tim Relawan Digital untuk mulai membuat berbagai konten sendiri, Users Generated Content (UGC). Timses politisi harus secara aktif bertemu, berkoordinasi, dan memberikan arahan bagi para relawan tersebut untuk menghasilkan konten-konten yang cukup baik. Minimal konten tersebut disukai oleh di masing-masing pertemanan social media relawan tersebut.

5 – Memaksimalkan peran News Online lokal dan nasional untuk pembentukan opini massa. Diperlukan kerjasama yang intensif antara timses politisi dengan para wartawan news online untuk menghasilkan pemberitaan yang sesuai dengan target menaikkan elektabilitas politisi.

6 – Memaksimalkan peran influencers dan endorsers untuk penyebaran konten yang semakin meluas. Tiap influencers dan endorsers memiliki peran yang besar untuk membentuk opini para followersnya. Maka persepsi yang dibangun haruslah sudah sesuai dengan target yang diharapkan. Kinerja influencers dan endorsers perlu diukur untuk mengetahui tingkat kontribusi mereka secara online.

7 – Memenangkan semua polling online yang memiliki daya pengaruh yang kuat terhadapa netizen lokal. Menangkan polling dari akun social media dengan jumlah followers yang cukup signifikan. Dan setiap kemenangan menjadi konten baru untuk disebarluaskan di semua channel social media yang telah bekerjasama dengan politisi. Juga termasuk memberitakan kemenangan polling tersebut di semua news online lokal dan nasional yang menjadi mitra kerja politisi tersebut.

8 – Memaksimalkan peran Alat Peraga Kampanye (APK). APK terbesar dipasang pada saat langkah ini dijalankan. Difoto dan disebarluaskan di semua channel social media yang bekerjasama dengan politisi. Nuansa keramaian di lapangan (offline) harus tergambarkan secara luas dan massif di ranah social media.

9 – Menyiapkan konten yang memiliki kualitas premium sebagai alat kampanye yang powerfull. Bisa dalam bentuk video musikal yang menarik. Konten terbaik ini di-viral-kan baik secara organik maupun berbayar.

10 – Menyiapkan tim Comment Warriors untuk melakukan pembelaan terhadap semua respon negatif dari pihak lawan. Termasuk untuk memaksimalkan jumlah pembicaraan terkait politisi pilihan di semua channel social media dan bagian komentar dari semua news online pilihan.

11 – Menyiapkan konten-konten yang diambil dari proses kampanye akbar terakhir. Politisi diarahkan agar memiliki gesture dan gaya seorang pemenang. Nuansa kemenangan harus dihidupkan dalam setiap foto dan video yang diambil dari momen kampanye tersebut. Konten dikemas ulang sehingga menimbulkan “aura kemenangan” bagi siapapun yang melihat konten-konten tersebut. Para fotographer dan videographer perlu diturunkan ke lapangan sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan pilihan konten yang beragam dan sangat berkualitas.

12 – Menjalankan “Strategi Perang Gerilya di Social Media” untuk proses demarketing terhadap lawan politisi. Proses ini merupakan proses yang sangat berbeda dengan strategi “Digital Political Marketing”. Bila dalam #politicalmarketing ada 3 tahapan besar, maka dalam #peranggerilya ada 4 tahapan besar. Detil tentang strategi ini tidak dapat dijelaskan di tulisan ini, tapi harus dalam kumpulan tulisan tersendiri.

13 – Menyiapkan tim relawan untuk menjaga suara di tiap TPS. Menjadi penting sejak awal perlu diketahui domisili dari setiap relawan digital sehingga pada saatnya tiba mereka bisa diberdayakan untuk menjadi tim saksi yang bertugas menjaga suara politisi di tiap TPS pada hari pencoblosan. Perlu disiapkan aplikasi mobile yang memungkin semua hasil perolehan suara dari semua paslon bisa tampil secara realtime di rumah pemenangan politisi.

Ok, saya cukupkan sampai disini pembahasan terakhir tentang “7 Steps of Digital Political Marketing”. Semoga bisa bermanfaat bagi tim pemenangan di #pilkada2020. Sukses untuk kita semua. Terima kasih.